Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Global Nutrition Report tahun 2018 ada 22,2 persen balita stunting, 7,5 persen balita kurus, dan 5,6 persen balita gemuk di seluruh dunia. Sementara, Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa masih ada 30,8 persen balita stunting di Indonesia.
“Masalah gizi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi. Masalah kurang gizi pada balita diawali dengan penurunan berat badan,” ujar Budi saat acara “Hari Puncak Pekan Menyusui Sedunia 2021” yang disiarkan virtual, Rabu (25/8/2021). Stunting sendiri merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat 51.370 balita di daerah itu mengalami masalah gizi. Berat badan dan postur tubuh mereka tidak ideal.
Hingga 31 Juli 2021, terdapat 207.373 balita, dari target 530.793 balita, yang telah ditimbang dan diukur. Hasilnya, didapati 13.792 balita atau 6,65 persen balita dengan berat badan kurang, stunting 25.778 orang atau 12,57 persen, dan gizi buruk sekitar 11.800 balita atau 5,69 persen.
Fakta yang ditemukan oleh tim Assesment SBN Foundation, banyak sekali anak-anak pelosok termasuk di Bogor hingga usia remaja belum pernah minum susu.
Sahabat Bangun Negeri atau SBN Foundation merupakan Lembaga Sosial yang berdomisili di Bogor dan cukup Consern membantu permasalahan sosial di Pedalaman Indonesia mulai dari Indonesia Timur hingga Indonesia Barat, salah satu yang sedang menjadi fokus SBN saat ini adalah permasalahan di pelosok Bogor.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional SBN Foundation menyalurkan bantuan paket gizi untuk anak-anak di kampung Gunung Perang, Kecamatan Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Belum ada Fundraiser