Anak-anak di sini ngaji dengan gratis. Jadi, saya tetap harus kerja buat beli kebutuhan keluarga. Karena harus ngajar dulu, saya jualan baslok keliling kampung mulai jam 5 sore sampai jam 10 malam. Ujar Pak Dayat.
Ustadz Syarif Hidayat atau akrab disapa Pak Dayat (58 tahun) merupakan seorang guru ngaji yang sudah mengabdi selama 27 tahun. Bersama istri dan keempat anaknya, beliau tinggal di sebuah rumah sederhana yang berada di depan kali Cikaniki kampung Sadeng Kidul, Desa Sadeng, Kec. Leuwisadeng, Kab. Bogor.
Sejak masih bujang, Pak Dayat memang sudah memiliki semangat mengajar dan mulai mendirikan sebuah majlis ta’lim yang diberi nama Majelis Al Hikmah. Saat ini, Pak Dayat bersama istrinya mengajar anak-anak mengaji setiap sore, magrib dan subuh. Pengajian yang diselenggarakan oleh Pak Dayat tidak dikenakan biaya sepeserpun dari para muridnya alias gratis.
Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan operasional majlis ta’limnya, Pak Dayat bekerja sebagai buruh pengambil batu di kali Cikaniki. Batu yang diambil dari kali dijual per biji dengan harga Rp. 500 hingga Rp.1000/batu disesuaikan dengan ukuran batunya.
Namun karena pekerjaan ini hanya bisa dilakukan saat ada pesanan dari warga setempat sehingga Pak Dayat harus bekerja lagi sebagai penjual baslok.
Baslok yang dijual oleh Pak Dayat diambil dari produsen baslok yang lokasinya tak jauh dari rumah beliau. Untuk melariskan jualannya, Pak Dayat harus berkeliling sambil memikul baslok jualannya ke kampung-kampung sejauh 4-5 KM. Kegiatan berjualan baslok ini dilakukan setiap sore hari setelah selesai mengajar dan berakhir pada malam hari. Kadang Pak Dayat pulang pukul 20.00 WIB dan tak jarang beliau harus pulang larut sekitar pukul 23.00 WIB. Pendapatan dari berjualan ini hanya sebesar Rp. 20.0000-Rp.30.000/hari.