Yayasan Sahabat Bangun Negeri atau SBN Foundation berkolaborasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY mendukung jalannya pendidikan dengan berbagi 1000 sepatu, alat tulis dan paket gizi kepada anak sekolah di Pedalaman NTT hingga perbatasan Indonesia Timor Leste.
Bantuan 1000 sepatu dilaksanakan di beberapa Kabupaten di NTT, diantaranya Manggarai Barat, Manggarai Timur, Timor Tengah Selatan Hingga Kabupaten Kupang.
Kolaborasi yang dilakukan oleh lembaga sosial Sahabat Bangun Negeri dengan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY merupakan harmoni kolaborasi antara masyarakat sipil dan Tentara Nasional Indonesia untuk meningkatkan citra Indonesia di perbatasan Negara.
DanSatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat, Letkol Arh Reindi Trisetyo Nugroho menyampaikan “bahwa daerah perbatasan ini adalah etalase bangsa Indonesia, semoga kolaborasi ini tidak hanya berhenti disini dan bisa kita tingkatkan untuk menjaga kondusifitas wilayah perbatasan, menjaga kesejahteraan warga di sekitar perbatasan, khususnya menjaga nama baik NKRI di perbatasan Indonesia”.
Rombongan Sahabat Bangun Negeri serta Dansatgas beserta anggota disambut dengan tarian adat oleh siswa-siswi SDN Oepoli, dilanjutkan dengan pengalungan selendang.
Direktur Sahabat Bangun Negeri, Anang Herdiana dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga kepada para siswa dan guru-guru yang terlibat mengajar di pedalaman dan perbatasan. “kami hadir di pedalaman dan perbatasan Indonesia ini merasa bangga kepada Bapak dan Ibu guru karena meski dalam keterbatasan tetap semangat datang ke sekolah untuk menjalankan proses belajar mengajar, semangat ini harus didukung dan di apresiasi, karena belum tentu kami sehebat bapak ibu guru serta adik-adik disini, maka semoga kami bisa mengajak lebih banyak orang baik untuk bisa hadir dan membantu memajukan pendidikan di pedalaman dan perbatasan Indonesia”. Ruang kelas yang masih terbuat dari kayu dengan atap daun serta lantai tanah tak menyurutkan semangat para siswa untuk terus belajar dan mengejar cita-citanya, meski terus berharap bisa memiliki bangunan kelas yang layak untuk belajar.